Senin, 09 Januari 2012

puing kehancuran


haruskah aku diam
haruskah aku pasrah
saat cinta yang kau tawarkan penuh dengan bunga impian keindahan
aku terlena
aku hanyut oleh tetesan air mata awan kerinduan
dingin
kelu
dan bekukan tiap kisi relungku

tak semestinya aku larut
tak semestinya aku kecewa
dengan buaian asmara
dengan buaian kasih yang kau tawarkan

kini aku larut dalam kesendirian
meratapi penyesalan yang telah terjadi
kau begitu istimewa dengan tawaran cinta kasih
hingga aku terkapar
terseok tak berdaya oleh terpaan rasa rindu

angan kini tinggal puing-puing kehancuran
mengisi tiap sel darah
berdetak seirama denyut nadi
aku tak kuasa menahan gejolak rasa ini

kenyataan lain telah  berpaling padaku
harapan bahagia bersama mu
kini musnah
tinggal puing-puing berserakan
hancur luluh lantahkan sendi kehidupanku

berjuang mengunpulkan sisa-sisa
keberanian untuk kembali merajutnya
dalam ikatan yang utuh
hingga aku kembali lagi
menikmati cinta tanpa bayangan dirimu

entahlah......
aku tak jua bebas dari betaka rinduku
aku tak tau tersenyumkah dirimu bersamanya
bersama idola keluargamu

aku kini akan memulainya lagi
menata puing-puing kehancuran
menjadi taman keindahan
hingga aku dapat bernapas lega saat datangnya
bunga-bunga cinta yang akan tertata bersama puing-puing kehancuran


Tidak ada komentar:

Posting Komentar