Senin, 27 Januari 2020

Keringat awan



Aku mulai bosan
Riani berganti teruk
Basahi lumeran hinggga tergenang

Hanya berdesah
Banjir...

Dingin dan kelu
Celemek kuyup berdebu jadi lumpur derita
Tak bermakna buat menyeka keringat awan

Tak mampu berkelit
Semua basah dalam genangan
Tenggelamkan bahagia
Tenggelamkan harapan

Walau keringat awan tak lagi bercucuran
Kini tinggal sisa sisa aroma yang menyengat
Dari lumpur perilaku

Hanya bertekat
Untuk hijrah
Mencari makna yang lebih nyaman
Selamat tinggal banjir