CAHAYA CINTAKU
Seraut wajah di balik lelap
Kutatap dengan penuh rasa cinta
Ruang bathinku bergejolak
Tertindih derita rasa
Angan dan jiwaku kini terbang tinggalkan bumi
Menerobos ruang rindu
Menyikap tabir kehidupan
Untuk memohon agar ku masih diberi kesempatan untuk selalu membuatmu tersenyum
Ku termangu dalam kesunyian hati
Mengingat akan setiamu
Mengingat akan cintamu
Ku tak ingin berpaling dari kasihmu
Karena aku tau kau adalah cahaya cintaku
Yang mampu menyinari remang khasanah jiwa
Kau adalah cahaya cintaku
Yang menyinari semangatku untuk terus berjuang buat ku persembahkan atas anugerah cintaku padamu
Dan kini ku ingin pulang
Buat menatap senyum kasihmu
Sembari berucap terima kasih sayang
Setiamu membuatku berjuang untuk bertahan dari gejolak kehidupan
Selasa, 21 Januari 2020
Kerinduan yang tak berakhir
Saat balita rindu akan dekapan
Saat anak anak rindu jadi remaja
Saat remaja rindu sang kekasih
Saat ada kekasih rindu menjadi dewasa
Saat dewasa rindu masa remaja
Akhirnya tua
Dan tergantikan dengan yang muda
Kenapa harus terlena dengan kerinduan
Jika rasa rindu itu menyiksa
Kenapa siksa itu membuatmu mengeluh
Jika mengeluh itu menghalangi kebahagiaan
Derita dan keluhan itu tidak akan pernah ada jika kita senantiasa menghiasi taman hati, dengan ihlas menjalani kehidupan
Jika
Tak mampu ihlas
Maka terimalah kenyataan yang ada sebagai ketentuan tuhan atas hidupmu
Sejati marah, iri, dengki bermula dari mengeluh karena keadaan hati yang tertempeli debu nafsu
Sucikanlah debu.nafsu itu dengan detergent keimanan agar busa busa iman membersihkan debu debu dosa nafsu
Lalu siramilah dengan parfum takwa
Sehingga tercium aroma kebahagiaan
Saat anak anak rindu jadi remaja
Saat remaja rindu sang kekasih
Saat ada kekasih rindu menjadi dewasa
Saat dewasa rindu masa remaja
Akhirnya tua
Dan tergantikan dengan yang muda
Kenapa harus terlena dengan kerinduan
Jika rasa rindu itu menyiksa
Kenapa siksa itu membuatmu mengeluh
Jika mengeluh itu menghalangi kebahagiaan
Derita dan keluhan itu tidak akan pernah ada jika kita senantiasa menghiasi taman hati, dengan ihlas menjalani kehidupan
Jika
Tak mampu ihlas
Maka terimalah kenyataan yang ada sebagai ketentuan tuhan atas hidupmu
Sejati marah, iri, dengki bermula dari mengeluh karena keadaan hati yang tertempeli debu nafsu
Sucikanlah debu.nafsu itu dengan detergent keimanan agar busa busa iman membersihkan debu debu dosa nafsu
Lalu siramilah dengan parfum takwa
Sehingga tercium aroma kebahagiaan
Senja di kaki langit
Bersembunyi di balik awan
Saat mata menatap panorama karunia ilahi
Silau saat menatap keindahan pesona senja
Gulana jiwa terbentur deru ombak
Iramakan dentum nyanyian pesisir
Sepoi tiupan seruling sangkakala menerpa tiap desah angan gulana oleh pergulatan persoalan duniawi
Sesaat semua terlupakan
Saat sunset akan meninggalkan hari ini
Terasa indah dan menawan
Namun ......
kenapa
Hatiku terasa perih
Hatiku terasa panas
Hatiku terasa nestapa
Saat cinta asmaraku meninggalkan aku menyebrang ke lain hati
Kenapa ku masih saja nestapa
Karena cinta
Ketika sunset meninggalkan hari ini hati terasa nikmat dan syahdu
Tapi
Ketika cinta asmara meninggalkanku hati terasa panas dingin
Oh cinta
Saat mata menatap panorama karunia ilahi
Silau saat menatap keindahan pesona senja
Gulana jiwa terbentur deru ombak
Iramakan dentum nyanyian pesisir
Sepoi tiupan seruling sangkakala menerpa tiap desah angan gulana oleh pergulatan persoalan duniawi
Sesaat semua terlupakan
Saat sunset akan meninggalkan hari ini
Terasa indah dan menawan
Namun ......
kenapa
Hatiku terasa perih
Hatiku terasa panas
Hatiku terasa nestapa
Saat cinta asmaraku meninggalkan aku menyebrang ke lain hati
Kenapa ku masih saja nestapa
Karena cinta
Ketika sunset meninggalkan hari ini hati terasa nikmat dan syahdu
Tapi
Ketika cinta asmara meninggalkanku hati terasa panas dingin
Oh cinta
Tumbang
Melepas penat dari kerumunan letih
Hati merintih lesu
Tertebang headshow pesonamu
Tak mampu bertahan
Tumbang dan runtuh terhempas rasa rindu
Ku tak mampu bertahan
Jiwa rinduku berkeping keping terpotong headshow cintamu
Tak lagi mampu utuh
Berdiri kokoh menerjang angkasa
Kini tinggallah sebetan sebetan sisa kehancuran
Terbilah menjadi papan dan kasao harapan
Dalam diam ku berharap
Bisa menjadi make up mirror tempat kau berkaca
Agar aku mampu setiap saat melihat pesona senyum indahmu
Minggu, 19 Januari 2020
Muraqabah
PENSUCIAN
Tak jua ku sadari
Setiap waktu ku perhatikan
Kapan debu debu dosa itu menempel
Aku anggap semua bersih
Aku anggap semua cemerlang
Saat ku buka pintu hatiku
Baru ku sadari semua sisi hatiku telah terkotori dosa kehidupan
Ya allah.....
Berilah aku pembersih iman
Agar hatiku senantiasa nirmala saat kau bersemayam menduduki nyawaku
Aku adalah aku yang tak memiliki apa apa
Tak juga ku miliki ilmu agama
Yang ku tau sebatas yang aku ingat
Akankah muraqobah itu jalan menuju kesucian...?
Yang ku tau letak muraqabah itu adalah di otak
Dengan istilah Ula, wahdah dan ma'iyah
Ku tak mampu mendifinisikan karena keterbatasan ilmu
Hanya mereka reka dalam pikiran
Karena dari beberapa literatur aku dapatkan fungsi otak kiri menjalankan badan sebelah kanan
Dan otak kanan menjalankan badan sebelah kiri
otak kiri lebih banyak digunakan untuk proses berpikir secara logika identik dengan muraqabah wahdah yang mengumpulkan ide dan pemikiran kepada allah,
sementara otak kanan lebih berperan untuk proses intuitif dan visual identik dengan muraqabah ma'iyah yaitu mengumpulkan pikiran dan ingatan kita dengan ingatan yang mendalam, bahwa Allah SWT selamanya menyertai kita di mana saja kita berada
Dan muraqabah ula
Aku tak mampu mendifinisikan karena dia yang pertama dan yang terakhir
Bagaimana menjalankan pensucian maka itulah hasilnya, af'alnya rasa
Ya allah......
Jika definisi ini membuatku mampu menghilangkan debu debu dosa imanku maka ridailah jalanku buat mensucikan diriku
Jika otak kiri adalah ide dan intelektual maka tidak mustahil ada syetan yang menyerupai nafsu mengotori pikiranku
Ya allah izinkan aku
Memanfaatkan otak kiriku untuk mencuci latifah hati sebelah kanan karena aku faham bahwa setiap apa yang aku pikirkan selalu syetan menggodaku lewat perantaraan nafsu hingga aku menjadi hasat
Ya allah ......
jika otak kananku adalah visual dan khayalan maka tidak menutup kemungkinan syetan menpengaruhi pengelihatanku hingga aku menjadi iri, dengki dan khianat
Maka biarkanlah aku mencuci mata qalbi ku agar terhindar dari iri, dengki dan khianat
Ya allah.....
Aku tak berani membuka rahasia Ubun ubunku karena dia adalah pintu keluar masuknya rasa
Ya allah ....
Ampuni analisa kasad ku
Karena aku tak mampu mencerna tiap bait apa yang tersurat
Tak jua ku sadari
Setiap waktu ku perhatikan
Kapan debu debu dosa itu menempel
Aku anggap semua bersih
Aku anggap semua cemerlang
Saat ku buka pintu hatiku
Baru ku sadari semua sisi hatiku telah terkotori dosa kehidupan
Ya allah.....
Berilah aku pembersih iman
Agar hatiku senantiasa nirmala saat kau bersemayam menduduki nyawaku
Aku adalah aku yang tak memiliki apa apa
Tak juga ku miliki ilmu agama
Yang ku tau sebatas yang aku ingat
Akankah muraqobah itu jalan menuju kesucian...?
Yang ku tau letak muraqabah itu adalah di otak
Dengan istilah Ula, wahdah dan ma'iyah
Ku tak mampu mendifinisikan karena keterbatasan ilmu
Hanya mereka reka dalam pikiran
Karena dari beberapa literatur aku dapatkan fungsi otak kiri menjalankan badan sebelah kanan
Dan otak kanan menjalankan badan sebelah kiri
otak kiri lebih banyak digunakan untuk proses berpikir secara logika identik dengan muraqabah wahdah yang mengumpulkan ide dan pemikiran kepada allah,
sementara otak kanan lebih berperan untuk proses intuitif dan visual identik dengan muraqabah ma'iyah yaitu mengumpulkan pikiran dan ingatan kita dengan ingatan yang mendalam, bahwa Allah SWT selamanya menyertai kita di mana saja kita berada
Dan muraqabah ula
Aku tak mampu mendifinisikan karena dia yang pertama dan yang terakhir
Bagaimana menjalankan pensucian maka itulah hasilnya, af'alnya rasa
Ya allah......
Jika definisi ini membuatku mampu menghilangkan debu debu dosa imanku maka ridailah jalanku buat mensucikan diriku
Jika otak kiri adalah ide dan intelektual maka tidak mustahil ada syetan yang menyerupai nafsu mengotori pikiranku
Ya allah izinkan aku
Memanfaatkan otak kiriku untuk mencuci latifah hati sebelah kanan karena aku faham bahwa setiap apa yang aku pikirkan selalu syetan menggodaku lewat perantaraan nafsu hingga aku menjadi hasat
Ya allah ......
jika otak kananku adalah visual dan khayalan maka tidak menutup kemungkinan syetan menpengaruhi pengelihatanku hingga aku menjadi iri, dengki dan khianat
Maka biarkanlah aku mencuci mata qalbi ku agar terhindar dari iri, dengki dan khianat
Ya allah.....
Aku tak berani membuka rahasia Ubun ubunku karena dia adalah pintu keluar masuknya rasa
Ya allah ....
Ampuni analisa kasad ku
Karena aku tak mampu mencerna tiap bait apa yang tersurat
Imamah
IMAMAH
Di batas awan
ruang angan terhalang jiwa yang lara
Ku hanya diam merenungi jiwa yang hampa
Seolah terkena dampak sindrom introvet
Debu debu dosa kian berhamburan di terbangkan jiwa jiwa yang terjerat rayuan syetan
Tak jua nampak di valka nyata
Terkumpul pada diri yang terbuai nikmatnya debu dosa
Lambat laun menjadi Tumpukan dush
Saat terkena guyuran kenyataan menjadikannya bah lumpur dosa yang menyeret diri ke hulu kehancuran
Betapa bahagianya sang perindu
Ketika mampu menutupi hasrat jiwanya dengan hijab dan jubah keimanan dan terbebas dari nista lumpur dosa
Duhai sahabat
Ikatkanlah imamah perilaku hidupmu dengan keimanan agar senantiasa bahagia bersama ridhaNya
Di batas awan
ruang angan terhalang jiwa yang lara
Ku hanya diam merenungi jiwa yang hampa
Seolah terkena dampak sindrom introvet
Debu debu dosa kian berhamburan di terbangkan jiwa jiwa yang terjerat rayuan syetan
Tak jua nampak di valka nyata
Terkumpul pada diri yang terbuai nikmatnya debu dosa
Lambat laun menjadi Tumpukan dush
Saat terkena guyuran kenyataan menjadikannya bah lumpur dosa yang menyeret diri ke hulu kehancuran
Betapa bahagianya sang perindu
Ketika mampu menutupi hasrat jiwanya dengan hijab dan jubah keimanan dan terbebas dari nista lumpur dosa
Duhai sahabat
Ikatkanlah imamah perilaku hidupmu dengan keimanan agar senantiasa bahagia bersama ridhaNya
Langganan:
Postingan (Atom)