TAK KU TEMUKAN
Di malam riuh gemuruh terlihat kilatan kemarahan cakrawala yang terpancar lewat amukan mata dewa
Entah apa yang membuatmu murka
Entah apa yang membuatmu tersinggung
Entah apa yang membuatmu tak juga puas dengan amukan rasa
Hanyalah aku yang berlari mengejarmu siapa tau kau bersamanya
Tak ku hiraukan kemarahan cakrawala
Kembali letih dan kecewa
Tak ku temukan dirimu di sana
Hanyalah aku
Yang kulihat hanyalah aku
Yang ku temukan hanya aku
Lalu di manakah engkau
Yang ada hanyalah aku
Aku adalah diri dalam sendiri
Sendiri menatap rabbul izati
Yang kutemukan hanyalah rahasia
Rahasia tentang siapa aku
Aku yang terlentang
Aku yang mengeluh
Aku yang berdesah
Aku yang bersedih
Aku yang lara
Aku yang kara
Karena aku yang tergerak
Dan terjalani oleh kehendak nafsu
Aku tak akan lelah dan letih untuk mencarimu
Jika ku terilhami oleh ridhamu
Tak akan ku cari tumpukan harta
Tak akan ku cari kesenangan
Tak akan ku cari kegembiraan
Semua itu akan berakhir dengan kesedihan dan tangisan
Yang ku inginkan hanyalah kemurnian keindahan taman hati
Karena apa yang ku miliki hanyalah ridhamu
Karena qadha dan qadharku telah kau tentukan
Sabtu, 04 Januari 2020
Cakra buana
Terbentang luas alam maya
Meniupkan debu debu kehidupan
Menghempas amarta kasih
Semua tercipta buat di nikmati
Ingin terbang tinggalkan bumi
Mencari makna natural alam raya
Sunyi dengan tarian bintang
Hebusan sepoi semilir banyu kerinduan
Menentramkan jiwa kelana
Semua hanyalah ilusi alam khayal
Semua telah poranda
Tergantikan hembusan AC dan kipas angin
Alam tak lagi mampu memberikan rasa nyaman
Tangisan awan yang membawa kesejukan dan kedamaian dengan nyanyian konser kodok, kini telah tergantikan bingar dentum nada low dari bas dan ritm
Pelangi tak lagi menjadi sabuk katulistiwa karena terpantul rumah kaca
Kini ku mulai rindu nyanyian cengkerik saat matahari mulai menyinari bumi, tergantikan ring tone hand phone
Rindu saat air bah datang
Ada harapan mendapat ikan yang banyak dari tali kail yang terlempar
Kini yang di dapat hanyalah sisa sisa kondom dan jarum suntik, masih untung dapat BH bisa di gunakan untuk penutup rasa malu
Meniupkan debu debu kehidupan
Menghempas amarta kasih
Semua tercipta buat di nikmati
Ingin terbang tinggalkan bumi
Mencari makna natural alam raya
Sunyi dengan tarian bintang
Hebusan sepoi semilir banyu kerinduan
Menentramkan jiwa kelana
Semua hanyalah ilusi alam khayal
Semua telah poranda
Tergantikan hembusan AC dan kipas angin
Alam tak lagi mampu memberikan rasa nyaman
Tangisan awan yang membawa kesejukan dan kedamaian dengan nyanyian konser kodok, kini telah tergantikan bingar dentum nada low dari bas dan ritm
Pelangi tak lagi menjadi sabuk katulistiwa karena terpantul rumah kaca
Kini ku mulai rindu nyanyian cengkerik saat matahari mulai menyinari bumi, tergantikan ring tone hand phone
Rindu saat air bah datang
Ada harapan mendapat ikan yang banyak dari tali kail yang terlempar
Kini yang di dapat hanyalah sisa sisa kondom dan jarum suntik, masih untung dapat BH bisa di gunakan untuk penutup rasa malu
Jumat, 03 Januari 2020
Luka karena cinta
Betapa saat ini ruang hatiku terhimpit siksa rindu
Tatapanku nanar
Pandanganku berkunang
Napasku ngap
Terpaku oleh kilatan reklame cintamu
Semakin sedih dan hanyut
awanpun ikut isak dengan meneteskan banyu
Seolah ikut lara dalam kesedihanku
Oh cinta
Kenapa aku harus mengenalmu
Kenapa aku harus terbius pesonamu
Iklan cintamu telah membuatku yakin akan cinta suci yang kau reklamekan
Kini ku semakin terperosok
Tenggelam dalam penyesalan
Cintamu telah membuatku tak mampu berkilah
Cintamu telah membuatku tak lagi mengenali akan diriku
Terjerat pesona gelora asmaramu
Ku serahkan segala galanya buat pengabdian cintaku padamu
Hingga tak lagi tersisa buatku meniti arti lain
Kau menghianatinya
Kau merobek keyakinanku
Hingga ku tenggelam dalam nista asmara
Air mata keindahan hatiku telah mengering terbakar api cemburu
Yang menyisakan debu debu penyesalan
Penyesalan atas keyakinan akan cinta suci yang kau tawarkan
Sangkakala
Kembali alam diselimuti gempita konser cakrawala
Menggetarkan jagat dunia atas
Tiupan tiupan napas sangkakala kini menerbangkan atap
Meruntuhkan tembok keangkuhan
Awan pun terisak melihat kemarahan sang bayu
Isak tangisan awan membuat semakin marah dengan kilatan kilatan mata dewa yang menyambar ketinggian dengan gelegar tikaman petir menghantam dunia
Ku semakin liar
Ku semakin resah
Ku semakin takut
Kemana lagi ku berlindung
Di balik tembok
Kini tembok mulai runtuh oleh genangan tangisan awan
Di bawah pohon mulai layu tersambar kilatan mata dewa
Entah dimana lagi
Ya allah .......
Aku hanya mampu pasrah
Dan ihlas menerima ridhamu
Menggetarkan jagat dunia atas
Tiupan tiupan napas sangkakala kini menerbangkan atap
Meruntuhkan tembok keangkuhan
Awan pun terisak melihat kemarahan sang bayu
Isak tangisan awan membuat semakin marah dengan kilatan kilatan mata dewa yang menyambar ketinggian dengan gelegar tikaman petir menghantam dunia
Ku semakin liar
Ku semakin resah
Ku semakin takut
Kemana lagi ku berlindung
Di balik tembok
Kini tembok mulai runtuh oleh genangan tangisan awan
Di bawah pohon mulai layu tersambar kilatan mata dewa
Entah dimana lagi
Ya allah .......
Aku hanya mampu pasrah
Dan ihlas menerima ridhamu
Bencana
Lembayung senja
kini telah terbawa sang kelam
Himpitan rasa kembali di cekam rasa
Terbenam dalam hiruk pikuk bencana
Gempa bumi memporak porandakan tatanan senyuman
Tanah longsong meninggalkan tangisan
Dan kini......
Banjir menghanyutkan kenangan
Membawa hasil keringat ke antah berantah, tak ada yang tersisa hanya hutang yang harus dipikirkan
Semua menjadi kacau
Semua menjadi berantakan
Hanya orang yang bersyukur yang mampu tersenyum menerima ujian dan peringatan malaekat akan akhir kehidupan
Sementara diantara kita bukannya introspeksi diri tentang imannya, malah menambah kehancuran taman keindahan hatinya dengan bergibah
Menyalahkan orang lain
Sebagai pelampiasan murka tuhan atas perilakunya
Itulah manusia
Manusia yang senatiasa di jalankan oleh nafsu
Ikatlah nafsu itu dengan tali keimanan agar tercipta aroma semerbak bunga bunga ahlak yang tumbuh di taman keindahan hati
kini telah terbawa sang kelam
Himpitan rasa kembali di cekam rasa
Terbenam dalam hiruk pikuk bencana
Gempa bumi memporak porandakan tatanan senyuman
Tanah longsong meninggalkan tangisan
Dan kini......
Banjir menghanyutkan kenangan
Membawa hasil keringat ke antah berantah, tak ada yang tersisa hanya hutang yang harus dipikirkan
Semua menjadi kacau
Semua menjadi berantakan
Hanya orang yang bersyukur yang mampu tersenyum menerima ujian dan peringatan malaekat akan akhir kehidupan
Sementara diantara kita bukannya introspeksi diri tentang imannya, malah menambah kehancuran taman keindahan hatinya dengan bergibah
Menyalahkan orang lain
Sebagai pelampiasan murka tuhan atas perilakunya
Itulah manusia
Manusia yang senatiasa di jalankan oleh nafsu
Ikatlah nafsu itu dengan tali keimanan agar tercipta aroma semerbak bunga bunga ahlak yang tumbuh di taman keindahan hati
Dampak banjir
cacian dan makian
Adalah satu kehebatan manusia
Mereka tidak mau di salahkan karena hidup hegemonis dan glamour
Mereka tak jua mau di salahkan
Hingga mencari siapa yang di salahkan
Mereka mencaci segelintir orang
Mereka memaki orang orang yang tak sejalan dengannya
Inilah indonesiaku
Semua ini adalah bencana
Tanda peringatan dari sang kuasa
Kalian masih saja menyalahkan manusia lain, sementara kalian hidup bergelimang dosa, asik dengan hal menyenangkan diri
Mencari hiburan dengan berkaraoke hingga masuk kamaroke
Wahai sahabat.......
Menyalahkan orang lain adalah tanda ketidak mampuannya sebagai leader
Wahai sahabat
Diamlah ...... Renungi apa yang terjadi sebagai peringatan dari sangkakala bahwa kehancuran bisa saja lebih mengerikan jika kita tak jua bersyukur atas napas kehidupan
Wahai sahabat........
Jangan salahkan orang lain karena mereka juga manusia biasa
Wahai sahabat .......
Bersyukurlah kepada tuhanmu
Atas peringatan atas perilaku kita
Agar kita menjadi lebih baik dengan kembali kejalan yang di ridhai
Adalah satu kehebatan manusia
Mereka tidak mau di salahkan karena hidup hegemonis dan glamour
Mereka tak jua mau di salahkan
Hingga mencari siapa yang di salahkan
Mereka mencaci segelintir orang
Mereka memaki orang orang yang tak sejalan dengannya
Inilah indonesiaku
Semua ini adalah bencana
Tanda peringatan dari sang kuasa
Kalian masih saja menyalahkan manusia lain, sementara kalian hidup bergelimang dosa, asik dengan hal menyenangkan diri
Mencari hiburan dengan berkaraoke hingga masuk kamaroke
Wahai sahabat.......
Menyalahkan orang lain adalah tanda ketidak mampuannya sebagai leader
Wahai sahabat
Diamlah ...... Renungi apa yang terjadi sebagai peringatan dari sangkakala bahwa kehancuran bisa saja lebih mengerikan jika kita tak jua bersyukur atas napas kehidupan
Wahai sahabat........
Jangan salahkan orang lain karena mereka juga manusia biasa
Wahai sahabat .......
Bersyukurlah kepada tuhanmu
Atas peringatan atas perilaku kita
Agar kita menjadi lebih baik dengan kembali kejalan yang di ridhai
Rabu, 01 Januari 2020
Desah bayu
Awal tahun ini
Siang masih saja terdengar isak desah bayu berdesir rebahkan kokohnya kerinduan
Tak juga tetesan awan reda
teriakan petir menggelegar menembaki ruang acak
Membuat sebagian insan tafakkur dalam buaian selimut
Berdengkur iramakan mimpi indah
Sahabat......
Tirta nitmala mulai tak perduli dengan desah pinta doaku agar memberikan ruang buat mentari hangatkan raga yang menggigil oleh tiupan cinta
Sahabat..... Berilah ruang di hatimu hanya sekedar mengingat akanNya sesaat saja itu akan membuat insan dunia terhindar dari azab
Duhai sahabat......
Cerita ada banjir
Cerita ada gempa
Cerita ada puting beliung
Cerira ada tanah longsor
Cerita tentang bencana
Adalah peringatan semua akan hancur
Berilah ruang di hatimu dengan hiasan asmaNya agar keindahan taman hati damaikan kenyataan yang ada
Siang masih saja terdengar isak desah bayu berdesir rebahkan kokohnya kerinduan
Tak juga tetesan awan reda
teriakan petir menggelegar menembaki ruang acak
Membuat sebagian insan tafakkur dalam buaian selimut
Berdengkur iramakan mimpi indah
Sahabat......
Tirta nitmala mulai tak perduli dengan desah pinta doaku agar memberikan ruang buat mentari hangatkan raga yang menggigil oleh tiupan cinta
Sahabat..... Berilah ruang di hatimu hanya sekedar mengingat akanNya sesaat saja itu akan membuat insan dunia terhindar dari azab
Duhai sahabat......
Cerita ada banjir
Cerita ada gempa
Cerita ada puting beliung
Cerira ada tanah longsor
Cerita tentang bencana
Adalah peringatan semua akan hancur
Berilah ruang di hatimu dengan hiasan asmaNya agar keindahan taman hati damaikan kenyataan yang ada
Kecewa
Kau kini lebih takut kau di ketahui olehnya
Kau dulu mengagungkan cintaku
Kini ku kecewa
Kini ku kecewa
Ku kecewa bukan karena khianatmu
Namun ku kecewa karena ku telah menyerahkan segalanya kepadamu
Ku kecewa bukan karena kau berpaling dari cintaku tapi ku kecewa karena ku terlalu percaya cinta sucimu
Ku kecewa bukan karena dirimu tapi ku kecewa karena tak mampu melupakan khianatmu
Ku kecewa bukan karena senyummu, tapi aku kecewa karena aku terlalu sayang kamu
Kini semua telah menjadi puing kehancuran
Kini semua telah poranda oleh tsunami cintamu
Akan ku tata kembali ruang hancurku dengan menyerahkan segalanya kepada ridhaNya
Kau dulu mengagungkan cintaku
Kini ku kecewa
Kini ku kecewa
Ku kecewa bukan karena khianatmu
Namun ku kecewa karena ku telah menyerahkan segalanya kepadamu
Ku kecewa bukan karena kau berpaling dari cintaku tapi ku kecewa karena ku terlalu percaya cinta sucimu
Ku kecewa bukan karena dirimu tapi ku kecewa karena tak mampu melupakan khianatmu
Ku kecewa bukan karena senyummu, tapi aku kecewa karena aku terlalu sayang kamu
Kini semua telah menjadi puing kehancuran
Kini semua telah poranda oleh tsunami cintamu
Akan ku tata kembali ruang hancurku dengan menyerahkan segalanya kepada ridhaNya
Banjir
Di awal tahun ini alam
menggelar konser air mata awan
dengan nyanyian khas
dan tabuhan halilintar menghantam permukaan alam
dengan sesekali hembusan napas angin
menghempas kenyataan yang ada
membuat semua terbang
atap rumah tak lagi utuh
pohon tercabut dari akar-akarnya
tumbang tersungkur dan bersujud memohon ampunan kepada alam
alam yang memberikannya zat buat membesarkannya
alampun kini bosan
alampun kini tak lagi mampu berbuat apa apa
Tak lagi mampu menampung dan menghisap kesedihan air mata awan yang di tumpahkan
Mereka hanya memberikan peringatan
Semua akan hancur
Lebur menjadi debu debu keimanan
genangan
gnangan demi genangan mulai mengaliri selokan
selokan tak jua mampu menampung genangan
Kesedihan awan
melimpah menuju anak anak sungai
sungaipun tak lagi mampu berbuat apa-apa
sepadan sungai kini telah di huni
pepohonan kini tlah tergantikan dengan tiang beton
sempit dan dangkal oleh limbah rumah tangga
gorong-gorongpun kini mulai muntah saat limbah softtek
limbah bungkus rokok
hingga kotoran bekas kondom
membeludak dengan bungkus plastik
dan kini .... manusia
hanya mampu berdesah
BANJIR............................
dan menyalahkan pimpinan yang hanya mampu
berfikir buat rakyat-rakyat yang akan di hisapnya
rakyat-rakyat yang hanya mampu di obok-obok
di paksa membayar pajak
di paksa membayar iuran
di paksa untuk di gusur
Untuk memuaskan hasrat pokitiknya
menggelar konser air mata awan
dengan nyanyian khas
dan tabuhan halilintar menghantam permukaan alam
dengan sesekali hembusan napas angin
menghempas kenyataan yang ada
membuat semua terbang
atap rumah tak lagi utuh
pohon tercabut dari akar-akarnya
tumbang tersungkur dan bersujud memohon ampunan kepada alam
alam yang memberikannya zat buat membesarkannya
alampun kini bosan
alampun kini tak lagi mampu berbuat apa apa
Tak lagi mampu menampung dan menghisap kesedihan air mata awan yang di tumpahkan
Mereka hanya memberikan peringatan
Semua akan hancur
Lebur menjadi debu debu keimanan
genangan
gnangan demi genangan mulai mengaliri selokan
selokan tak jua mampu menampung genangan
Kesedihan awan
melimpah menuju anak anak sungai
sungaipun tak lagi mampu berbuat apa-apa
sepadan sungai kini telah di huni
pepohonan kini tlah tergantikan dengan tiang beton
sempit dan dangkal oleh limbah rumah tangga
gorong-gorongpun kini mulai muntah saat limbah softtek
limbah bungkus rokok
hingga kotoran bekas kondom
membeludak dengan bungkus plastik
dan kini .... manusia
hanya mampu berdesah
BANJIR............................
dan menyalahkan pimpinan yang hanya mampu
berfikir buat rakyat-rakyat yang akan di hisapnya
rakyat-rakyat yang hanya mampu di obok-obok
di paksa membayar pajak
di paksa membayar iuran
di paksa untuk di gusur
Untuk memuaskan hasrat pokitiknya
Harapan baru
Akan ku ingat selalu hujan di akhir tahun ini
Tak lagi ku membuat alasan
Buat menutupi kesendirianku
Semua tersenyum dalam dingin malam
Akupun terbang tinggalkan bumi menuju alam mimpi bersama bahagia dengan seuntai senyum merekah
Bunga bunga api di malam itu telah menebarkan aneka keindahan
seolah mengajak kita
untuk melupakan apa yang pernah kita lakukan
Dan
Menatap harapan yang lebih indah
di tahun ini
Aku tak ingin lagi bermimpi bahagia bersamamu
Akan kubur semua mimpi itu
Agar aku tak lagi tersiksa
oleh raungan serigala rindu
Akan ku wujudkan demi harapan yang lebih baik dengan mengucapkan
Bismillah hi rahman nirrahim
Tak lagi ku membuat alasan
Buat menutupi kesendirianku
Semua tersenyum dalam dingin malam
Akupun terbang tinggalkan bumi menuju alam mimpi bersama bahagia dengan seuntai senyum merekah
Bunga bunga api di malam itu telah menebarkan aneka keindahan
seolah mengajak kita
untuk melupakan apa yang pernah kita lakukan
Dan
Menatap harapan yang lebih indah
di tahun ini
Aku tak ingin lagi bermimpi bahagia bersamamu
Akan kubur semua mimpi itu
Agar aku tak lagi tersiksa
oleh raungan serigala rindu
Akan ku wujudkan demi harapan yang lebih baik dengan mengucapkan
Bismillah hi rahman nirrahim
Langganan:
Postingan (Atom)