Senin, 09 Maret 2015

prahara kerinduan

kini malam kembali hadir
menyelimuti gubahan nirwana
remulan menyinari gulitanya kelam
namun kini hanya diam
tertututupi kesedihan awan
sepoi banyu menghempas 
menerkam 
berdesah kencang tanda kecewa
oleh aktifitas manusia yang semakin liar
tak jua malam ini
hembusan angin
tangisan awan
bergemuruh menggelegar dengan kemarahan halilitar
mata memerah menatap marah dengan kilatan silau 

malam mencekam
semakin tertekan kala gemuruh angan terombang ambing gelombang
tsunami kerinduan
tak lagi mampu membendungnya
gejolak asmara kembali menerjang sisi pertahanan cintaku

kerinduan membawa petaka malam
ingin terlelap 
melupakan hasrat cintaku padamu

tak jua malam mampu terbebas dari gulananya ratapam kerinduan
ku ingin bebas
tersenyum dalam dekapan
hingga terlelap dengan senyum bahagia
bergumal dalam pelukan

namun malam
tetaplah kelam
tinggallah harapan 
harapan yang menyiksa
dan
terjaga oleh gemuruh kerinduan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar