UZLAH (MENYEPI)
saat kita tahu bahwa semua yang terjalani adalah sebuah peran
peran yang membuat kita letih
letih untuk mengejar topeng-topeng kebahagiaan
makna diri tidak lagi terpedulikan
hanya mengejar dan menerobos relung keindahan
kekayaan dan harta
adalah pandangan yang membuat kita terlena
membuat kita lupa akan diri
lupa akan tuhan
lupa akan segalanya
tidap derai keringat adalah harapan
tiap uraian pikiran adalah rencana
semua terjalani dengan kaidah rasa
kekuatan akan harta duniawi
tak jua perduli
saat kita harus diam ber uzlah (menyepi)
untuk mendekatkan diri kepada Allah swt
masih saja kita berkeliaran mengejar harapan
betapa syaetan- syaetan kini terbahak
menertawakan kita sebagai budak nafsu
akankah kita masih sebagai lelucon
tanpa kenal lagi dengan diri kita
terjerat hingga lelah
tertawan hingga lunglai
terpatri dendam nafsu
hingga kita tak lagi perdulikan kelembutan
tak lagi memperdulikan keindahan taman hati kita
kenapa kita harus mengeluh
dengan kenyataan yang ada
semua sudah di tata
semua sudah di atur
semua sudah di peruntukkan
sang lelaki di peruntukkan buat sang wanita
sebaliknya
hasil alam diperuntukkan buat mahluk ciptaanNya
bagai mana kita bisa bersyukur
kalau semua yang ada tak jua dapat ternikmati
bagaimana kita tau nikmatnya kenyang
jika tidak pernah merasakan lapar
bagaimana kita tau nikmatnya senang
jika kita tidak pernah susah
bagaimana kita tau nikmatnya cinta
jika tidak pernah merasakan rindu
semua yang terjalani adalah pelajaran
buat di telaah
buat di ambil inti sari
hingga kita benar-benar kita mengenal akan diri kita
diri yang hanya menghambakan dirinya kepada Tuhan
karena semua yang ada
adalah milikNya
kita hanya menunggu dan menanti Ridha ilahi
atas berkah napas
saat kita tahu bahwa semua yang terjalani adalah sebuah peran
peran yang membuat kita letih
letih untuk mengejar topeng-topeng kebahagiaan
makna diri tidak lagi terpedulikan
hanya mengejar dan menerobos relung keindahan
kekayaan dan harta
adalah pandangan yang membuat kita terlena
membuat kita lupa akan diri
lupa akan tuhan
lupa akan segalanya
tidap derai keringat adalah harapan
tiap uraian pikiran adalah rencana
semua terjalani dengan kaidah rasa
kekuatan akan harta duniawi
tak jua perduli
saat kita harus diam ber uzlah (menyepi)
untuk mendekatkan diri kepada Allah swt
masih saja kita berkeliaran mengejar harapan
betapa syaetan- syaetan kini terbahak
menertawakan kita sebagai budak nafsu
akankah kita masih sebagai lelucon
tanpa kenal lagi dengan diri kita
terjerat hingga lelah
tertawan hingga lunglai
terpatri dendam nafsu
hingga kita tak lagi perdulikan kelembutan
tak lagi memperdulikan keindahan taman hati kita
kenapa kita harus mengeluh
dengan kenyataan yang ada
semua sudah di tata
semua sudah di atur
semua sudah di peruntukkan
sang lelaki di peruntukkan buat sang wanita
sebaliknya
hasil alam diperuntukkan buat mahluk ciptaanNya
bagai mana kita bisa bersyukur
kalau semua yang ada tak jua dapat ternikmati
bagaimana kita tau nikmatnya kenyang
jika tidak pernah merasakan lapar
bagaimana kita tau nikmatnya senang
jika kita tidak pernah susah
bagaimana kita tau nikmatnya cinta
jika tidak pernah merasakan rindu
semua yang terjalani adalah pelajaran
buat di telaah
buat di ambil inti sari
hingga kita benar-benar kita mengenal akan diri kita
diri yang hanya menghambakan dirinya kepada Tuhan
karena semua yang ada
adalah milikNya
kita hanya menunggu dan menanti Ridha ilahi
atas berkah napas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar