Sabtu, 05 Oktober 2013

getar kerinduan

pandanganku nanar
diterpa gejolak rasa
raga tergetar
angan terbuai
melayang saat kedatangan bayangan
menghantui alam pikiran

ilusi khayalan bangkitkan pesona
pesona yang menerbangkan harapan
harapan akan bahagia
bahagia akan cinta
bahagia akan kasaih sayang

bayangan senyum b ahagia
bayangan impian harapan
membuat hati tetap bertahan
angan berjuang
meraih cinta
meraih senyuman
menentramkan rasa

hanya dalam buaian khayalan
ingin ku wujudkan
hanya senyumanmu
bersama cintamu
yang akan menghiasi hariku

mengukir anganku
hingga ku tersenyum
saat bersamamu
tersenyum menghadapi getirnya hidup

Jumat, 04 Oktober 2013

belenggu jiwa

senja datang lagi
datang membawa angin malam
menawarkan indahnya tarian angan
angan yang selalu di hiasi bisikan kerinduan
rindu akan tatapan keihlasan

yang kini gejolak rasa
 mulai menerobos ruang angan
yang membelenggu 
relung harapan semu

anganku kaku
harapanku letih
saat bayangan senyuman
menerobos kalbu
mengusik tiap hentakan nadi nadi kehidupan

tak mampu menetralkan angan
tak mampu berbuat apa apa
hanya berdesah
aku rindu kamu

Kamis, 03 Oktober 2013

gairah rasa

terpaan mentari tak terhiraukan
harapan melampui kemampuan bertahan
keringat tak lagi sekedar keluar
meleleh membasahi raga
gairah harapan
telah membangkitkan pesona kenyataan

hati terus berharap
kalbu terus merintih
nyawapun tak terpedulikan
demi sebuah harapan
harapan menikmati tiap detail senyum menawan
kala bertemu
kala menatap
kala berjumpa
seuntai senyuman menyambut
dengan bahagia

tak perduli lagi
dengan aroma keringat
dengan aroma comberan
dengan aroma parfum
semua bercampur dengan bau amis ikan asin
bau terasi
hingga bau bangkai
dan pekaknya aroma sampah

tetap saja terjalani 
dengan gairah menggebu
mengejar harapan

hanya sesaat
namun perjuangan begitu panjang
itulah kehidupan

singgasana hati

hati merintih
menyesali kenyataan yang ada
hati terkoyak 
letih oleh terpaan harapan

mentari tersenyum
angin tertawa
tanahpun menggerutu

harapan yang begitu kuat
tergenggam
hingga segalanya tak tersisa

semua itu ibarat
menggenggam lumpur
semakin kuat digenggam
lelehanpun mengalir disela jemari
hingga begitu tersadar 
hanya menyisakan penyesalan

kehidupan ini harus disederhanakan
biarkan lumpur harapan terbuka
hingga saat mengeras
semua menjadi milik