Rabu, 02 November 2011

puing kehancuran

kesunyian adalah keheningan jiwa
manakala terombang ambing oleh ketakpastian harapan
sirna oleh terpaan asa yang terbawa emosi
anugerah malam adalah taman mimpi yang menghibur lara hati
terjebak oleh ketakpastian kenyataan
betapa rencana dan harapan telah terjalani dengan senyum indahmu

aku tak lagi memapu mengelal dari tatapan rindumu
aku tak lagi mampu bertahan oleh gejolak rasa
aku hanya insan yang tak lagi mampu berfikir buat rencana 
hanya rindu yang menyiksa

kesetiaan yang kau tawarkan
dan menjadi pemicu dalam gairah buat menjalani harapan
kini tuntas bersama keangkuhanmu

kesetiaan yang kau ucapkan 
hanya sebuah bualan dan nyanyian pelipur lara
aku menyakini itu 
tapi kini
kesetiaan yang kau tawarkan itu hanya kamuplase mimpi
yang tak berarti


kini hatiku hancur 
luluh
berserakan
dan tumpah dalam kehancuran dan lara cintamu

kau menghianati arti yang kau tawarkan
kau telah mengusik dan mengeringkan dahan rindu 
hingga pohon asmaraku kini mulai layu
berguguran satu demi satu daun kepercayaanku padamu

kau hianati arti cintaku yang ku ihlaskan padamu
namun .... 
di sisi lain relungku hancur

tapi
tiap desah asmara  yang kau inginkan
tak lagi indah bersamaku
kau anugerahkan cintamu pada orang lain
hingga kau bahagia 

kini aku lara dalam kesendirian
dalam keremangan malam
dalam himpitan rindu yang terhalang kebencian
benci pada diriku
yang tak mampu memerlihara rajutan cintamu
aku kalah 
dan letih dalam kelelahan bersama kelamnya malam ini

air mataku kini mulai mengering
terhisap panasnya hasutan hati yang lara
dan kini layu dan mengering
seberkas titik api telah membakar puing kehancuran
hanya tersisa abu abu rindu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar