pikiranku berkecambuk
berserakan dengan kegundahan makna duniawi
segala kenyataan yang akan terhadapi
kini mulai menghantui rasa gelisah
entahlah malam dengan air mata awan
sesekali kibasan pedang halilintar membelah kegelapan
membuat suasana hati makin mengiris
makin mencekam
makin galau
aku tak lagi mampu menghadapi kenyataan ini
hanya berserah diri kepada allah swt
kepada sang pemilik napas
kepada sang pemilik jiwa
ya allah aku berserah diri atas napas malam ini
berkah keihlasan jiwa adalah harapan bahagia
seuntai senyum kini mulai menghiasi relung keindahan taman hati
kini mulai menyejukkan
tak jua mampu berkilah dari tatapan senyum impian
tak jua lepas dari kecemasan mimik rona wajah
mengejar bahagia dengan ridha ilahi
adalah nikmat yang harus terjalani dengan ihlas
mampukah aku
aku tak jua damai
tak jua tentram oleh gejolak rasa